Wednesday, March 28, 2012

Pertemuan 5 : Rancangan Jaringan Komputer 3 Ruangan masing - masing 20 Host



Pada gambar rancangan jaringan komputer di atas, dengan host sebanyak 20 PC di masing – masing 3 ruangan. Dalam rancangan tersebut menggunakan 1 buah Router dan 3 buah Switch dengan range IP Address sebagai berikut :
IP Public : 10.1.1.5
IP Local : 192.168.1.0 (IP Address yangdapat diambil dari kelas C )
Dengan host tiap ruangan = 20 PC, maka perhitungan subnetting kelas C yaitu :
h = banyaknya biner 0 pada oktet terakhir netmask
n = banyaknya biner 1 pada oktet terakhir netmask
            2 h – 2   >= 20
            2 h          >= 20 + 2
            2 h         >= 22
            2 5         >= 22
            32          >= 22          
h = 5 dan  n = 3 sehingga netmask IP Local yaitu :
Biner   = 11111111.11111111.11111111.11100000
Desimal = 255.255.255.224
Prefix = /27 (karena normalnya biner 1 di kelas C = 24, maka dalam subnetting biner 1 = 24 + n = 24 + 3 = 27)
Segmen jaringan yang dapat digunakan dengan IP Local 192.168.1.0/27 yaitu :
n = 3, sehingga jaringan yang terbentuk sebanyak :
              2 n = 2 3 = 8 buah segmen jaringan

Sedangkan host yang dapat digunakan dengan IP tersebut adalah :
h = 5, sehingga host / PC yang dapat terhubung dalam 1 segmen jaringan adalah :
              2 h – 2 = 2 5 – 2 = 32 – 2 = 30 host

Sehingga range IP Address yang didapatkan adalah :
1.      192.168.1.0     -  192.168.1.31
2.      192.168.1.32   -  192.168.1.63
3.      192.168.1.64   -  192.168.1.95
4.      192.168.1.96   -  192.168.1.127
5.      192.168.1.128 -  192.168.1.159
6.      192.168.1.160 -  192.168.1.191
7.      192.168.1.192 -  192.168.1.223
8.      192.168.1.224 -  192.168.1.255

Namun karena ruangan dalam rancangan jaringan hanya 3 ruangan sehingga hanya diperlukan 3 segmen jaringan, dalam hal ini diambil range IP Address dari segmen 1 , 2 dan 3. Dengan range IP Address pada tiap ruangan adalah :
·         Ruangan 1 = segmen jaringan 1 dengan IP Local : 192.168.1.0/27
IP Address untuk Ethernet1/NIC1 sebagai default gateway pada Router = 192.168.1.1
IP Address untuk host/PC sebanyak 20 host = 192.168.1.2 – 192.168.1.21
·         Ruangan 2 = segmen jaringan 2 dengan IP Local : 192.168.1.32/27
IP Address untuk Ethernet1/NIC1 sebagai default gateway pada Router = 192.168.1.33
IP Address untuk host/PC sebanyak 20 host = 192.168.1.34 – 192.168.1.53
·         Ruangan 3 = segmen jaringan 3 dengan IP Local : 192.168.1.64/27
IP Address untuk Ethernet1/NIC1 sebagai default gateway pada Router = 192.168.1.65
IP Address untuk host/PC sebanyak 20 host = 192.168.1.66 – 192.168.1.85


Pertemuan 4 : Struktur Pengkabelan


Struktur kabel adalah sebuah sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja, sendi, batang, dsb yang menyanggah sebuah penutup yang menjamin tertutupnya sebuah bangunan. Struktur kabel dan jaringan dapat juga dinamakan struktur tarik dan tekan, karena pada kabel-kabel hanya dilimpahkan gaya-gaya tarik, sedangkan kepada tiang-tiang pendukungnya hanya dilimpahkan gaya tekan.

Keuntungan struktur kabel :
1.      Elemen kabel merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk menutup permukaan yang luas.
2.      Ringan, meminimalisasi beban sendiri sebuah konstruksi.
3.      Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik.
4.      Memberikan efisiensi ruang lebih besar.
5.      Memiliki faktor keamanan terhadap api lebih baik dibandingkan struktur tradisional.
6.      Dari segi teknik, pada saat terjadi penurunan penopang, kabel segera menyesuaikan diri pada kondisi keseimbangan yang baru.
7.      Cocok untuk bangunan yang bersifat permanen.

Kelemahan struktur kabel :
Pembebanan yang berbahaya untuk struktur kabel adalah getaran. Struktur ini dapat bertahan dengan sempuna terhadap gaya tarik dan tidak mempunyai kemantapan yang disebabkan oleh pembengkokan, tetapi struktur dapat bergetar. Dalam hal gejala resonansi yang umum dikenal dapat timbul dan mengakibatkan robohnya bangunan.

Struktur kabel sangat diperlukan karena beberapa hal berikut  :
1.      Memberikan fleksibilitas.
2.      Mendukung lingkungan yang beragam.
3.      Memastikan bahwa dapat diandalkan, kinerja tinggi.
4.      Memungkinkan untuk bergerak cepat, menambahkan, perubahan.

Struktur kabel bertujuan untuk yaitu :
1.      Menentukan sistem kabel yang umum.
2.      Untuk mengaktifkan perencanaan dan menginstal sistem kabel selama konstruksi / renovasi.
3.      Menetapkan persyaratan kinerja.
4.      Independen aplikasi.

Elemen - elemen struktur kabel yaitu :
1.        Horizontal Cabling
2.        Backbone Cabling
3.        Area Kerja(WA)
4.        Ruang Telekomunikasi(TR)
5.        Peralatan Ruangan
6.        Entrace Facilities
7.        Administration(TIA/EIA-606)

HORIZONTAL CABLING
Sistem pengkabelan horizontal terdiri dari kabel-kabel yang tersusun secara horizontal, terminasi mekanikal, dan patch cords (jumper). Pengertian horizontal disini adalah sistem pengkabelan akan berjalan secara horizontal baik diatas lantai ataupun di bawah atap. Ada beberapa servis atau system yang harus diperhatikan ketika mendesain suatu sistem pengkabelan secara horizontal, yaitu :
1.        Servis telekomunikasi meliputi suara, modem dan faksimile.
2.        Perlengkapan dasar switching.
3.        Koneksi manajemen komputer dan telekomunikasi.
4.        Koneksi keyboard/video/mouse (KVM).
5.        Komunikasi data.
6.        Wide Area Network (WAN).
7.        Local Area Network (LAN).
8.        Storage Area Network (SAN).
9.        Sistem pemberian isyarat lainnya pada gedung (seperti kebakaran, keamana, energi, HVAC, EMS, dan lainnya).

Sistem pengkabelan secara horizontal dapat dibuat dalam bentuk under-floor atau overhead.  Topologi yang dapat dipasang pada horizontal cabling pada data center adalah topologi star, maksudnya adalah Jarak yang ditempuh pada sistem pengkabelan horizontal.


BACKBONE CABLING
Fungsi dari sistem pengkabelan backbone adalah untuk menyediakan koneksi antara main distribution area, horizontal distribution area, dan merupakan entrance area. Sistem pengkabelan backbone terdiri dari kabel backbone, main cross-connect, horizontal cross-connect, terminasi mekanikal, dan patch cord (jumper) yang digunakan untuk koneksi silang backbone-to-backbone. Sistem pengkabelan secara backbone harus mendukung kebutuhan konektivitas yang berbeda, misalnya LAN, WAN, SAN, saluran komputer, dan koneksi console perangkat. Pada dasarnya performansi transmisi tergantung dari karakteristik kabel, perangkat keras yang terhubung, patch cord dan kabel cross-connect, jumlah koneksi, dan perlakuan fisik terhadap kabel tersebut.
Cara pengaman media transmisi jaringan (pengkabelan) yang benar yaitu :
1.      Planning => Sebelum kita melakukan penkabelan alangkah sebaiknya kitamembuatrencana agar pengkabelan yang akan kita lakukan tidak mengalami kendala.
2.      Grounding => Sebuah upaya keamanan dengan cara penanaman kabel ke dalam tanahuntuk menghilangkan beda potensial antara logam yang teraliri arus listrik dengan tanah.
3.      Wiring Closet adalah tempat dimana jaringan dimulai . Semua kabel akan bermuara di wiring closet . Terletak disebuah tempat dimana semua kabelterkumpul .wiring closet yaitu sebuah ruangan kecil yang biasanya ditemukan pada bangunan kelembagaan seperti sekolah dan kantor, di mana sambunganlistrik dilakukan. Sedangkan yang digunakan untuk berbagai tujuan, penggunaan yang paling umum adalah untuk jaringan komputer. Banyak jeniskoneksi jaringan untuk menetapkan batas jarak antara peralatan end-user seperti PC, akses perangkat pada jaringan, seperti router. Pembatasan inimungkin memerlukan beberapa wiring closet di setiap lantai gedung besar.Penempatan wiring closet juga sangat penting agar jaringan dapat terkoneksitanpa masalah.
4.      Horizontal kabel yang menghungkan host/computer ke 1 wiring closet(antara cross – connect panel di satu wiring closet) sering menggunakansebagai 100 ohm, 4 pair, UTP, solid conductor cable, ditentukan dalamstandart ANSI/TIA/EIA – 568 untuk komersial bangunan.
5.      Backbone Cable adalah kabel yang menghubungkan wiring closet satudengan wiring closet yang lain atau pusat connettion point dapat menggunakan100 ohm UTP, 62.5/125 – micron atau 50/125 – micron multimode fiber optic, atau 8.3/125 – micron singlemode fiber optic.
6.      Conduit adalah pelindung kabel berbentuk pipa atau kotak melindungi sepanjang kabel. Dapat terbuat dari material metal ataupun plastik. Yang terbuat dari metal bersifat kaku, sedangkan yang terbuat dari plastik bersifat fleksibel / lentur. Conduit terbentang antara area kerja menuju wiring closet. Dalam pengisian kabel, harus disisakan ruang kosong dalam conduit sebesar 40% dari kapastitas conduit. Dapat dipakai di rute horizontal cable ataupun backbone cable. Cable tray sebagai alternatif dari conduit. Mempunyai fungsi yang sama dengan conduit Berbentuk seperti rak yang menopang kabel dan membentuk jalur. Perbedaan antara conduit dengan cable tray adalah jika cable tray adalahconduit yang mempunyai rongga sehingga memudahkan untuk penggantian kabel apabila ada kerusakan.
7.      Wall plate adalah penanaman kabel di dalam dinding agar pengkabelan menjadi lebih rapi.

Pertemuan 3 : Quiz

Quiz
Questions :
1.      Apakah fungsi dari pin ke 4, 5 , 7 dan 8 pada RJ45 dalam Kabel UTP ?
2.      Apakah fungsi MAC Address dari sebuah NIC ?
3.      Apakah perbedaan Switch dan Hub ?
4.      Sebutkan fungsi dari Router ?
5.      IP : 198.168.254.128/27, berapakah netmask dari IP tersebut dan berapa buah host yang dapat terhubung dalam 1 net address ?

Answers :
1.      Pin 4 & 5 (the central two pins) digunakan untuk membawa sinyal telepon (internet bukan hanya ethernet) atau sinyal suara dalam standar telekomunikasi. Pin 7 & 8, biasanya digunakan untuk teknologi Power over Ethernet (PoE), yaitu untuk meningkatkan power pada perangkat VOIP, wireless LAN access point, webcam, ethernet hub, komputer, dan perangkat lain yang tidak memungkinkan untuk memberikan suplai power secara terpisah.
2.      MAC Address (Media Access Control Address) adalah sebuah alamat jaringan yang diimplementasikan pada lapisan data-link dalam tujuh lapisan model OSI, yang merepresentasikan sebuah node tertentu dalam jaringan. Dalam sebuah jaringan berbasis Ethernet, MAC address merupakan alamat yang unik yang memiliki panjang 48-bit (6 byte) yang mengidentifikasikan sebuah komputer, interface dalam sebuah router, atau node lainnya dalam jaringan.
      MAC Address juga sering disebut sebagai Ethernet address, physical address, atau hardware address. Dalam sebuah komputer, MAC address ditetapkan ke sebuah kartu jaringan (network interface card/NIC) yang digunakan untuk menghubungkan komputer yang bersangkutan ke jaringan. MAC Address umumnya tidak dapat diubah karena telah dimasukkan ke dalam ROM.
      Beberapa kartu jaringan menyediakan utilitas yang mengizinkan pengguna untuk mengubah MAC address, meski hal ini kurang disarankan. Jika dalam sebuah jaringan terdapat dua kartu jaringan yang memiliki MAC address yang sama, maka akan terjadi konflik alamat dan komputer pun tidak dapat saling berkomunikasi antara satu dengan lainnya.
3.      Kecepatan hub tergolong kecil hanya 10Mbps sedangkan switch berjalan 10Mbps atau 100Mbps ini dikarenakan adanya teknologi yang dinamakan autonegotiation, autonegotiation tidak hanya untuk kecepatan saja tetapi untuk mode duplex apakah half atau full. Hub mengirim data secara broadcast, jadi semua perangkat yang dipasang ke hub akan selalu mendapatkan data terus jika sudah diterima oleh perangkat akan dicek apakah ini data yang diterima sesuai tujuannya apa tidak, jika tidak maka perangkat yang bukan tujuannya akan menghapus data ini, dan yang menerima data hanya yang benar saja, dan disinilah letak tidak amannya dari hub, jadi kita bisa pasang suatu software agar kita membaca data meskipun kita tidak berhak karena hub selalu broadcast, berbeda dengan switch yang melakukan broadcast hanya sekali dan itupun bukan data kita yang di broadcast tetapi mencari port tujuan.
Switch awalnya membaca MAC Address, apakah MAC Address sudah ada di CAM (Content Addressable Memory) Table apa belum!, jika belum ada di CAM Table maka switch melakukan broadcast ke semua port yang aktif, jika ada port yang me-reply maka akan di simpan di CAM Table. Di hub tidak membaca MAC Address dan tidak memiliki CAM Table. Karena hub half duplex maka jalur receive dan transmit dipakai secara bersamaan dan imbasnya sering terjadi collision jika ada data yang dikirim secara bersamaan. Beda dengan switch yang full duplex yang receive dan transmit beda jalur jadi jika kecepatannya 100Mbps maka total dia mempunyai 200Mbps, itulah karena full duplex jadi banyak jalur yang bisa dipakai dan karena half duplex jadi satu jalur dipakai bersamaan, dan karena ini juga hub kecepatannya di share secara bersamaan dan switch tidak, switch bahkan mempunyai jalur virtual yang telah di buat jika ingin ke tempat tujuan yang membuat switch lebih cepat berbeda dengan hub yang tidak memiliki jalur virtual.
4.      Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda (seperti halnya router wireless yang pada umumnya selain ia dapat menghubungkan komputer dengan menggunakan radio, ia juga mendukung penghubungan komputer dengan kabel UTP), atau berbeda arsitektur jaringan, seperti halnya dari Ethernet ke Token Ring. Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah layanan telekomunikasi seperti halnya telekomunikasi leased line atau Digital Subscriber Line (DSL). Router yang digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah koneksi leased line seperti T1, atau T3, sering disebut sebagai access server. Sementara itu, router yang digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal ke sebuah koneksi DSL disebut juga dengan DSL router.
5.      IP : 198.168.254.128/27
Subnet Mask dapat dilihat dari prefix /27, sehingga IP Address ini memiliki Subnet Mask :  11111111.11111111.11111111.11100000 atau
       255.255.255.224

Host yang terhubung dalam 1 net address :
Jumlah host = 2h – 2 = 25 - 2= 32 – 2 = 30 host
Ket :
     h : banyaknya bit 0 yang ada pada netmask.

Pertemuan 2 : Kategori Kabel UTP


Kabel Twisted Pair

 

Twisted pair cable atau kabel pasangan berpilin terdiri dari dua buah konduktor yang digabungkan dengan tujuan untuk mengurangi atau meniadakan interferensi elektromagnetik dari luar seperti radiasi elektromagnetik dari kabel Unshielded twisted-pair (UTP) dan crosstalk yang terjadi di antara kabel yang berdekatan. Kabel twisted-pair terdiri atas dua pasang kawat yang terpilin. Twisted-pair lebih tipis, lebih mudah putus, dan mengalami gangguan lain sewaktu kabel terplintir atau kusut. Keunggulan dari kabel twisted-pair adalah dampaknya terhadap jaringan secara keseluruhan : apabila sebagian kabel twisted-pair rusak, tidak seluruh jaringan terhenti, sebagaimana yang mungkin terjadi pada coaxial. Kabel twisted-pair terbagi atas dua yaitu:

a.    Shielded Twisted -Pair (STP)


Shielded Twisted Pair (STP)
Kabel STP (Shielded Twisted Pair) merupakan salah satu jenis kabel yang digunakan dalam jaringan komputer. Kabel ini berisi dua pasang kabel (empat kabel) yang setiap pasang dipilin. Kabel STP lebih tahan terhadap gangguan yang disebabkan posisi kabel yang tertekuk. Pada kabel STP attenuasi akan meningkat pada frekuensi tinggi sehingga menimbulkan crosstalk dan sinyal noise.
Kabel STP mengkombinasikan teknik-teknik perlindungan dan antisipasi tekukan kabel. Kabel STP yang peruntukan bagi instalasi jaringan ethernet, memiliki resistansi atas interferensi elektromagnetik dan frekuensi radio tanpa perlu meningkatkan ukuran fisik kabel. Kabel Shielded Twister-Pair nyaris memiliki kelebihan dan kekurangan yang sama dengan kabel UTP. Satu hal keunggulan STP adalah jaminan proteksi jaringan dari interferensi-interferensi eksternal, sayangnya STP sedikit lebih mahal dibandingkan UTP.
Tidak seperti kabel coaxial, lapisan pelindung kabel STP bukan bagian dari sirkuit data, karena itu perlu diground pada setiap ujungnya. Pada prakteknya, melakukan ground STP memerlukan kejelian. Jika terjadi ketidaktepatan, dapat menjadi sumber masalah karena bisa menyebabkan pelindung bekerja sebagai layaknya sebuah antenna; menghisap sinyal-sinyal elektrik dari kawat-kawat dan sumber-sumber elektris lain disekitarnya. Kabel STP tidak dapat dipakai dengan jarak lebih jauh sebagaimana media-media lain (seperti kabel coaxial) tanpa bantuan device penguat (repeater).
  1. Kecepatan dan keluaran : 10-100 Mbps
  2. Biaya rata-rata per node : sedikit mahal dibandingkan UTP dan coaxial
  3. Media dan ukuran konektor : medium
  4. Panjang kabel maksimum yang diizinkan : 100m (pendek).

b.    Unshielded Twisted-Pair

Kabel UTP merupakan media transmisi yang digunakan untuk menghubungkan antara computer satu dengan berbagai komponen komputer jaringan lainnya (komputer, hub, switch, router). Secara fisik, kabel UTP memiliki 4 pasang (8 buah) kabel yang dibungkus oleh jaket dengan bahan karet. Setiap pasang terdiri dari satu kabel dengan warna penuh dan satu kabel strip putih dari corak warna yang sama. Kedua kabel dililitkan bersama. Kabel ini tidak dilengkapi dengan pelindung (unshilded). Kabel UTP mudah dipasang, ukurannya kecil, dan harganya lebih murah dibandingkan jenis media lainnya. Kabel UTP sangat rentan dengan efek interferensi elektris yang berasal dari media di sekelilingnya.
Secara fisik, kabel Unshielded Twisted-Pair terdiri atas empat pasang kawat medium. Setiap pasang dipisahkan oleh lapisan pelindung. Tipe kabel ini semata-mata mengandalkan efek konselasi yang diproduksi oleh pasangan-pasangan kawat, untuk membatasi degradasi sinyal. Seperti halnya STP, kabel UTP juga harus mengikuti rule yang benar terhadap beberapa banyak tekukan yang diizinkan perkaki kabel. UTP digunakan sebagai media networking dengan impedansi 100 Ohm. Hal ini berbeda dengan tipe pengkabelan twister-pair lainnya seperti pengkabelan untuk telepon. Karena UTP memiliki diameter eksternal 0,43 cm, ini menjadikannya mudah saat instalasi. UTP juga mensuport arsitektur-arsitektur jaringan pada umumnya sehingga menjadi sangat popular.

Keunggulan dan Kekurangan Kabel UTP
Kabel UTP memiliki banyak keunggulan. Selain mudah dipasang, ukurannya kecil, juga harganya lebih murah dibanding media lain. Kekurangan kabel UTP adalah rentang terhadap efek interferensi elektris yang berasal dari media atau perangkat-perangkat di sekelilingnya. Meski begitu, pada prakteknya para administrator jaringan banyak menggunakan kabel ini sebagai media yang efektif dan cukup diandalkan.
  
Warna dari 4 pasang kabel yang dipilin – pilin tersebut yaitu :
1.      Biru dan Putih Biru
2.      Oren dan Putih Oren
3.      Hijau dan Putih Hijau
4.      Coklat dan Putih Coklat

 Pasangan yang ditujukan untuk Ethernet 10 dan 100 Mbit adalah pasangan 2 dan 3 (Orange dan Hijau). Dua pasangan yang lain, Coklat dan Biru, dapat digunakan untuk jaringan Ethernet kedua atau untuk sambungan telepon. Sedangkan dalam Gigabit Ethernet, keempat pasangan ini digunakan.

Kabel UTP dapat dibedakan dalam beberapa kategori yaitu :
a.    Category 1
Kabel kategori 1 adalah kabel yang untuk komunikasi suara atau pesawat telepon. Kabel ini memiliki frekuensi kerja <1MHz. Umumnya menggunakan konduktor padat standar AWG sebanyak 22 atau 24 pin dengan range impedansi yang lebar.
b.    Category 2
Kabel kategori ini digunakan pada sistem twisted pair Arcnet dan Apple LocalTalk. Kabel ini berfrekuensi kerja >4 Mhz dan kecepatan hingga 4 Mbps. Range impedansi yang lebar, sering digunakan pada sistem PBX dan sistem Alarm. Transmisi data ISDN menggunakan kabel kategori 2 ini.

c.    Category 3
Kabel kategori 3 adalah kabel standar yang digunakan dalam industri telekomunikasi dengan frekuensi kerja >16MHz dan kecepatan sampai 10 Mbps. Selama beberapa tahun belakangan tipe kabel ini masih digunakan secara luas di seluruh industri telekomunikasi seperti Ethernet 10 Base-T, 100 Base-T4 $Mbps UTP Token Ring, dan sistem telepon digital. Kabel tipe ini bisa membawa data dengan kecepatan lebih dari 10Mbps. Untuk kepentingan transfer data dalam sirkuit audio atau transfer data kecepatan rendah biasanya cukup digunakan tipe kabel CAT3.
d.    Category 4
Kabel dengan kategori ini memiliki frekuensi kerja >20 Mhz dan digunakan khusus di 16 Mbps Token Ring LAN.
e.    Category 5
Kabel kategori 5 dipilih menjadi standar kabel UTP semenjak pertama kali kabel UTP populer dan digunakan untuk aplikasi komunikasi jaringan/data 100 Mbps. Kabel CAT5 biasanya terdiri dari empat pasang kabel. Kabel ini diperuntukkan bagi aplikasi data hingga 100MHz. Tapi, meski kabel data UTP umumnya dinamakan “kabel CAT5, Jangan keliru antara CAT5 dengan CAT5E. Kabel CAT5 sangat identik dengan kabel CAT5E kecuali bahwa kabel CAT5E memiliki standar keseragaman dan kerapatan lilitan pasangan kabel yang lebih tinggi.
f.     Category 5E (Enhanced)
Kabel kategori ini juga merupakan kabel kategori 5 yang disiapkan untuk melayani data berukuran gigabit. Kabel kategori ini adalah standar industri baru untuk instalasi kabel data UTP. Kabel ini biasanya juga terdiri dari empat pasang kabel. Rating bandwidth kabel CAT5E adalah 100Mbps, namun bandwith maksimalnya bisa mencapai 1000Mbps jika diinstall dengan standar kualitas yang ketat. Saat ini CAT5E adalah standar baru untuk semua konstruksi kabel UTP. Oleh karenanya saat ini kabel CAT5E sudah tersedia secara luas dengan kualitas yang lebih tinggi daripada CAT5 dengan harga dasar yang hampir sama seperti CAT5. Bahkan beberapa perusahaan sudah menghentikan penggunaan kabel CAT5 dalam instalasi jaringan mereka.
  
g.    Category 6

Kategori 6 (CAT6) adalah kabel transmisi data untuk jaringan komputer 10BASE-T/100BASE-TX dan 1000BASE-T/1000BASE-TX (Gigabit Ethernet). Yang mempunyai 8 kabel dan dipelintir bersama membentuk 4 pasangan. Tingkat putaran dari masing-masing pasangan berada pada interval yang berbeda di seluruh pasangan warna kabel untuk mengurangi kebisingan kabel dikenal sebagai crosstalk. Kategori 6 (CAT6) menambahkan spesifikasi yang lebih ketat untuk crosstalk dari CAT5E dan kompatibel dengan sistem CAT5/CAT5e.
Struktur kabel CAT6 sedikit berbeda. Konduktor menggunakan satu inti padat tembaga, seperti yang biasa digunakan untuk instalasi kabel, keuntungan utama ini menjadi nilai tersendiri, ini menjadi pengurangan proses produksi kabel ini dan tersedia dengan harga lebih murah daripada proses kabel katetori sebelumnya.
Panjang maksimum kabel CAT6 adalah 100 meter bila digunakan untuk 10/100/1000baseT dan 37 meter bila digunakan untuk 10GbaseT. Hal ini berlaku untuk kabel UTP saja. Kabel FTP CAT6 bila gunakan untuk10GbaseT mampu sampai 100m. Untuk instalasi yang membutuhkan perlindungan mekanis, pelindung lapis baja pada kabel CAT6 (atau CAT6 GSWB Cable) dianjurkan. Hal ini biasanya tersedia perangkat eksternal sehingga cocok untuk mengubur ke dalam tanah.
CAT6 kabel sangat banyak digunakan, dari jaringan apapun, ke sistem hiburan mereka yang banyak tersedia di array yang luas dari warna selubung luar dan jenis material. Kondom warna murni kosmetik, dan tidak mempengaruhi kabel dengan cara apapun. Memiliki berbagai macam warna untuk memilih dari memungkinkan Anda untuk menggunakan warna dengan mudah mengidentifikasi kabel Anda sesuai untuk digunakan.


h.   Category 7

Kabel kategori 7  (ISO / IEC 11801 : 2002 kategori F 7/class), adalah standar kabel untuk Ethernet dan teknologi interkoneksi lainnya yang dapat dibuat untuk kompatibel dengan Cat 5 dan Cat 6 kabel Ethernet. Fitur Cat 7 bahkan lebih ketat spesifikasinya untuk crosstalk dan kebisingan sistem dari Cat 6. Untuk mencapai hal ini, telah ditambahkan pembungkus untuk pasangan kawat dan kabel individu secara keseluruhan. Selain pembungkus dari aluminium foil, yang mengelilingi pasangan kabel dan jumlah putaran per inci menyebabkan pembungkus terlindungi dari crosstalk. Kategori 7 diakui untuk semua negara anggota organisasi ISO.
Kabel UTP Cat 7  telah diciptakan untuk memungkinkan 10 Gigabit Ethernet lebih dari 100 m dari tembaga kabel (juga, 10 Gb / s Ethernet sekarang biasanya berjalan di Cat 6a ). Kabel berisi empat pasang kabel tembaga berpilin, seperti standar sebelumnya. Cat 7 menggunakan 8P8C yang kompatibel dengan GG45 konektor listrik yang menggabungkan standar 8P8C atau dengan TERA konektor. Ketika dikombinasikan dengan GG45 atau TERA konektor, Cat 7 kabel dinilai untuk frekuensi transmisi sampai dengan 600 MHz .
Pada November 2010 [update] , semua produsen peralatan aktif telah memilih untuk mendukung 8P8C untuk produk 10 Gigabit Ethernet mereka pada tembaga, dan bukan GG45 atau TERA yang berfungsi pada kategori 6a. karena kurangnya dukungan unutk konektor 8P8C, kategori 7 tidak diakui dalam TIA/EIA-568.

i.     Category 7a
Kategori 7a (atau Augmented Kategori 7) didefinisikan pada frekuensi hingga 1000 MHz, cocok untuk beberapa aplikasi termasuk CATV (862 MHz). Hasil simulasi menunjukkan bahwa 40 Gigabit Ethernet mungkin di 50 meter dan 100 Gigabit Ethernet di 15 meter. Pada tahun 2007, para peneliti di Pennsylvania State University meramalkan bahwa baik 32 nm atau 22 nm akan memungkinkan sirkuit untuk 100 Gigabit Ethernet di 100 meter.
Namun, penelitian serupa di masa lalu telah menunjukkan bahwa Cat5e dapat mendukung 10 Gb / s, jadi ini harus dibaca dengan hati-hati. Selanjutnya, IEEE tidak termasuk Cat7a selama 40 Gb / s atau 100 Gb / s dalam standar 802.3ba diratifikasi pada bulan Juni 2010. Mungkin di masa depan, namun sama sekali tidak ada jaminan bahwa aplikasi tersebut akan pernah ada.
Cat7a saat ini dalam standar ISO untuk kinerja saluran dalam Amandemen 1, kinerja baru-baru komponen telah diratifikasi dalam Amandemen 2. Nama-nama formal ISO 11801 Amandemen 1 (2008) dan ISO 11801 Amandemen 2 (2010). Kategori 7a tidak dikenal dalam TIA/EIA-568.
Ada dua standar pemasangan kabel UTP yang dikeluarkan EIA/TIA (Electronic Industry Association/Telecommunication Industry Association) yaitu:
1.      T568A disebut juga “EIA”.
-        Putih / Hijau               RD+ (data terima+)
-        Hijau                           RD- (data terima-)
-        Putih / Orange           TD+ (data kirim +)
-        Biru                             NC (tidak dipakai)
-        Putih / Biru                 NC (tidak dipakai)
-        Orange                        TD-(data kirim-)
-        Putih / Coklat                         NC (tidak dipakai)
-        Coklat                          NC (Tidak dipakai)

2.      T568B disebut juga “AT & T” dan “258A”.
-         Putih/Orange             RD+ (data terima+)
-         Orange                        RD-  (data terima-)
-         Putih / Hijau   TD+ (data kirim +)
-         Biru                 NC   (tidak dipakai)
-         Putih / Biru     NC (tidak dipakai)
-         Hijau               TD-(data kirim-)
-         Putih/Coklat   NC (tidak dipakai)
-         Coklat              NC (Tidak dipakai)

Ujung kabel UTP dibuat dengan menghubungkan kabel UTP dengan sebuah konektor. Konektor/steker UTP seringkali disebut sebagai “RJ-45 (RJ = Register Jack). Konektor RJ45 adalah konektor 8 pin yang biasa dipergunakan dalam instalasi jaringan kecil (LAN) dimana kabel yang digunakan adalah kabel twisted pair tipe UTP. Konektor ini berfungsi untuk menghubungkan kabel UTP dengan NIC/Ethernet yang mana kini port yang dipergunakan kebanyakan adalah port RJ45.
Harga konektor yang cukup murah, dan pemasangan yang mudah membuat konektor ini populer di kalangan pengguna jaringan berskala kecil atau LAN. Ciri-ciri yang mendasar dari konektor ini adalah warna konektor yang bening dan terdapat 8 pin tembaga di ujung konektor ini sebagai pin-pin yang akan menghubungkan NIC dengan UTP. Cara pemasangannya cukup mudah, yakni dengan meng-crimping dengan tang crimping konektor RJ45, namun apabila terjadi kesalahan dalam pengkrimpingan, mau tak mau konektor ini harus diganti karena penggunaannya hanya untuk sekali pakai.



Dalam pemasangan kabel UTP pada jaringan lokal terdapat dua jenis      pemasangan yaitu :
A. Straight Through Cable (Kabel Lurus)
Jenis ini biasanya digunakan untuk menghubungkan beberapa unit komputer yang berbeda jenis seperti melalui perantara Hub/Switch yang berfungsi sebagai konsentrator maupun repeater. Pada jenis ini masing-masing ujung kabel harus menggunakan standar yang sama, jika pada ujung satu menggunakan standar T-568A maka ujung yang satu lagi menggunakan standar T-568A, sebaliknya jika pada ujung satu menggunakan standar T-568B maka ujung yang satu lagi juga menggunakan standar T-568B .
Penggunaan kabel UTP model straight through pada jaringan lokal biasanya akan membentuk topologi star (bintang) atau tree (pohon) dengan Hub/Switch sebagai pusatnya. Penggunaan Switch harus sesuai dengan kecepatan Ethernet Card yang digunakan masing-masing komputer. Perbedaan kecepatan pada NIC dan Switch akan menyebabkan kedua perangkat tidak dapat saling berkomunikasi secara maksimal.


B.  Cross Over Cable (Kabel Silang)
Berbeda dengan kabel staight, kabel cross over ini digunakan untuk komunikasi antar komponen komputer yang sejenis contohnya dari komputer ke komputer, dari komputer ke router, dari switch ke switch dsb. Dapat digunakan untuk mengcascade Hub jika perlu, meskipun jenis Hub baru bisa dicascade dengan kabel lurus. Kabel jenis ini pada ujung-ujungnya mengunakan standar warna yang berbeda, jika ujung satu menggunakan standar T-568A maka ujung satunya lagi T-568B, sebaliknya jika ujung satu menggunakan standar T-568B dan ujung satunya lagi T-568A.