Friday, July 29, 2011

Data Sheet Switch

Cisco Catalyst 4948 Switch

Cisco Catalyst 4948 10 Gigabit Ethernet Switch

Cisco Catalyst 4948E and 4948E-F Ethernet Switches

EX3200 ETHERNET SWITCHES

Catalyst 3508G XL Stackable Gigabit Ethernet Switch

S25P Fiber Switch

Static Routing


Routing  (Perutean) merupakan cara bagaimana suatu trafik atau lalu lintas dalam jaringan dapat menentukan lokasi tujuan dan cara tercepat menuju ke tujuan tersebut sesuai dengan alamat IP yang diberikan.
Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Agar keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan.
Ketika menggunakan routing statis, seorang network administrator mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang ingin dituju secara manual. Administrator jaringan harus memasukkan atau menghapus rute statis jika terjadi  perubahan topologi. Pada jaringan skala besar, jika tetap menggunakan routing statis, maka akan sangat membuang waktu administrator jaringan untuk melakukan update table routing. Karena itu routing statis hanya mungkin dilakukan untuk jaringan skala kecil.

Cara kerja routing statis dapat dibagi menjadi 3 bagian:
  • Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router
  • Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing
  • Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data

Keuntungan static route :
  • Static route lebih aman disbanding dynamic route
  • Static route kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof paket dynamic routing protocols dengan maksud melakukan configure router untuk tujuan membajak traffic.

Kerugian static route :
  • Administrasinya adalah cukup rumit disbanding dynamic routing khususnya jika terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigure secara manual.
  • Rentan terhadap kesalahan saat entry data static route dengan cara manual.

Perutean secara static dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1.      Default Gateway
2.      Static Route

Penggunaan Default Gateway dan Static Route tersebut diatas dapat disesuaikan dengan kebutuhan pada saat mendesain suatu jaringan, apakah route yang dibuat bersifat kompleks atau sederhana. Untuk desain route sederhana kemungkinan besar menggunakan default gateway. Tetapi seandainya kondisi jaringan sudah begitu kompleks dapat kita gunakan static route atau keduanya secara kombinasi yakni menggunakan default gateway dan static route pada titik – titik tertentu.

  • Default Gateway
Gambar 2 : Routing pada 2 segmen jaringan
Untuk kasus routing seperti topologi jaringan diatas, routing antar LAN A dan LAN B bisa dilakukan dengan default gateway. Host – host yang ada pada masing – masing segmen dapat melakukan komunikasi antar segmen dengan baik.

  • Static Route
Perhatikan routing pada topologi jaringan berikut :
Gambar : Routing pada beberapa segmen jaringan
Dari topologi jaringan diatas, paket data dari segmen LAN A belum bisa diteruskan ke segmen LAN C, begitu juga sebaliknya. Untuk itu perlu dilakukan penambahan entri tabel routing pada Router A dan Router B agar seluruh host yang ada pada masing – masing segmen jaringan dapat berkomunikasi.

Membuat Tabel Routing
Bentuk perintah route pada Windows NT adalah sebagai berikut :
route [command] [destination] mask [netmask] [gateway]
Route menerima 4 option :
-         Add menambahkan route ke tabel.
-         Delete menghapus route dari tabel.
-         Change mengubah routing pada entri tabel.
-         Print mencetak tabel routing.

Destination    :    parameter optional yang menyebutkan alamat jaringan tujuan yang akan disebutkan pada entri tabel routing.
Mask                   :    netmask dari destination.
Gateway             :    parameter optional yang menentukan alamat IP daari gateway yang akan digunakan saat melakukan routing datagram ke tujuan.

Pada topologi jaringan di atas, entri tabel routing pada Router A dan Router B harus ditambah dengan Static Route agar host pada segmen A dapat berkomunikasi dengan host di segmen B.
Pada Router A, tambahkan Static Route :
C:> route add 192.168.3.0 mask 255.255.255.0 192.168.2.2
Pada Router B, tambahkan Static Route :
C:> route add 192.168.1.0 mask 255.255.255.0 192.168.2.1

Contoh  :
(Anda dapat membuat simulasi jaringan berikut dengan menggunakan Packet Tracer)
  1. Bangun jaringan komputer seperti gambar berikut :
  1. Lakukan konfigurasi IP Address pada masing – masing PC seperti gambar diatas !
  2. Dari topologi jaringan di atas didapat tabel routing seperti berikut :
Router
Destination
Netmask
Next Hop
Keterangan
1
192.168.1.0
192.168.2.0
192.168.3.0
192.168.4.0
192.168.5.0
192.168.6.0
192.168.7.0
255.255.255.0
255.255.255.0
255.255.255.0
255.255.255.0
255.255.255.0
255.255.255.0
255.255.255.0
-
-
-
192.168.2.2
192.168.3.2
192.168.3.2
192.168.3.2
Direct Connection
Direct Connection
Direct Connection
Indirect Connection
Indirect Connection
Indirect Connection
Indirect Connection
2
192.168.1.0
192.168.2.0
192.168.3.0
192.168.4.0
192.168.5.0
192.168.6.0
192.168.7.0
255.255.255.0
255.255.255.0
255.255.255.0
255.255.255.0
255.255.255.0
255.255.255.0
255.255.255.0
192.168.2.1
-
192.168.5.1
-
-
192.168.5.1
192.168.5.1
Indirect Connection
Direct Connection
Indirect Connection
Direct Connection
Direct Connection
Indirect Connection
Indirect Connection
3
192.168.1.0
192.168.2.0
192.168.3.0
192.168.4.0
192.168.5.0
192.168.6.0
192.168.7.0
255.255.255.0
255.255.255.0
255.255.255.0
255.255.255.0
255.255.255.0
255.255.255.0
255.255.255.0
192.168.3.1
192.168.3.1
-
192.168.5.2
-
-
192.168168.6.2
Indirect Connection
Indirect Connection
Direct Connection
Indirect Connection
Direct Connection
Direct Connection
Indirect Connection
4
192.168.1.0
192.168.2.0
192.168.3.0
192.168.4.0
192.168.5.0
192.168.6.0
192.168.7.0
255.255.255.0
255.255.255.0
255.255.255.0
255.255.255.0
255.255.255.0
255.255.255.0
255.255.255.0
192.168.6.1
192.168.6.1
192.168.6.1
192.168.6.1
192.168.6.1
-
-
Indirect Connection
Indirect Connection
Indirect Connection
Indirect Connection
Indirect Connection
Direct Connection
Direct Connection

Dari tabel routing diatas, dapat dilihat penambahan static route pada tiap – tiap router, dimana static route yang ditambahkan adalah koneksi tidak langsung (Indirect Connection) dengan Destination, Mask dan Next Hop sesuai pada tabel. Dalam Packet Tracer dapat dilakukan dengan cara menambahkan konfigurasi seperti berikut :


  •   Uji Koneksi dengan command ping

Dari     : 192.168.1.2
Ke        : 192.168.4.2 dan
  192.168.7.3

  • Uji Koneksi dengan command tracert

Dari     : 192.168.1.2
Ke        : 192.168.4.2,  192.168.6.1, dan  192.168.7.3
Setelah dilakukan uji koneksi dengan command ping melalui Packet Tracer, host pada tiap – tiap segmen jaringan dapat berkomunikasi dengan baik dimana tiap – tiap host dapat me-reply  uji koneksi yang dilakukan dari seluruh host yang ada. Begitu juga dengan uji tracert pada setiap host, hop – hop yang dilalui tiap host dalam uji koneksi telah berjalan dengan baik. Hal ini berarti panambahan static route telah dilakukan dengan benar.


Dinamic Routing

A.    Pengertian Routing Dinamic
Routing adalah mekanisme di mana sebuah mesin bisa menemukan untuk kemudian berhubungan dengan mesin lain. Diperlukan sebuah proses routing (distro BSD mendukung dengan routing daemon standar routed atau misal gated dalam hal yang lebih kompleks), atau secara mudah router dapat dikatakan, menghubungkan dua buah jaringan yang berbeda tepatnya mengarahkan rute yang terbaik untuk mencapai network yang diharapkan.
Dalam implementasinya, router sering dipakai untuk menghubungkan jaringan antar lembaga atau perusahaan yang masing-masing telah memiliki jaringan dengan network id yang berbeda. Contoh lainnya yang saat ini populer adalah ketika suatu perusahaan akan terhubung ke internet. Maka router akan berfungsi mengalirkan paket data dari perusahaan tersebut ke lembaga lain melalui internet, sudah tentu nomor jaringan perusahaan tersebut akan berebeda dengan perusahaan yang dituju.
·         Jadi Routing dinamis merupakan routing protocol digunakan untuk menemukan network serta untuk melakukan update routing table pada router. Routing dinamis ini lebih mudah daripada menggunakan routing statis dan default, akan tetapi ada yang perbedaan dalam proses-proses di CPU router dan penggunaan bandwidth dari link jaringan.
·         Router Dinamis adalah Router yang me-rutekan jalur yang dibentuk secara otomatis oleh router itu sendiri sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika ada perubahan topologi antar jaringan, router otomatis akan membuat ruting yang baru.

B.     Routing Protokol
Routing protocol adalah komunikasi antara router-router. Routing protocol mengijinkan routerrouter untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Routing Protocol adalah protocol yang digunakan dalam dynamic routing. Secara umum, dynamic routing protocol terbagi atas tiga kategori:
  1. Distance Vector
Distance vector berarti bahwa routing protocol ini dalam menetapkan jalur terbaik (the best path) hanya melibatkan jumlah hop saja (hop count) untuk me-route paket data dari satu alamat network ke alamat network tujuan. Routing protocol ini tidak bisa menganalisis bandwidth. Yang tergolong kategori ini antara lain RIPv1, RIPv2, dan IGRP (Interior Gateway Routing Protocol). Secara umum, yang tergolong dalam kategori ini adalah routing protocol klasik.


  1. Link-state
Link-state merupakan routing protocol yang lebih modern dibanding distance vector. Routing protocol ini selain melibatkan hop count juga melibatkan kapasitas bandwidth jaringan, serta parameter-parameter lain dalam menentukan the best path-nya dalam aktivitas routing. Contohnya adalah Open Shortest Path First (OSPF).
  1. Hybrid
Kategori ini hadir setelah Cisco System membuat routing protocol EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) yang merupakan pengembangan dari IGRP klasik yang bersifat open standar. EIGRP cisco ini bersifat proprietary, hanya akan berfungsi optimal jika seluruh device router yang digunakan bermerk cisco. Kategori ini diklaim memiliki kelebihan yang ada baik pada Distance Vector dan juga Link-State.

C.    Aktifitas Dynamic Router Protokol
1.   Automatic Network Discovery
Memelihara dan meng-update tabel routing- automatic network discovery. Network discovery adalah kemampuan routing protokol untuk membagi informasi tentang jaringan dengan router lainnnya dengan menggunakan routing protokol yang sama. daripada mengkonfigurasi router secara static, routing dinamik dapat secara otomatis membaca jaringannya dari router-router lainnya. pemilihan jalur terbaik pada setiap jaringan terdapat pada tabel routing dengan menggunakan routing dinamik.

2.   Maintaining Routing Tables
Setelah mengenal jaringannya, routing dinamik akan selalu meng-update dan menentukan jalur-jalurnya pada tabel routing. Routing dinamik tidak hanya membuat jalur terbaik ke jaringan yang berbeda, routing dinamik juga akan menentukan jalur baru yang baik jika tujuannya tidak tersedia (jika topologinya berubah), untuk ini, routing dinamik mempunyai keuntungan lebih dari routing static. router yang menggunakan dinamic routing akan secara otomatis membagi informasi routingnya kepada router yang lain dan menyesuaikan dengan topologi yang berubah tanpa pengaturan dari seorang admin jaringan.



D.    Kategori Protokol Routing
Ada dua kategori protokol routing yaitu Interior Gateway Protocol (IGP) dan Exterior Gateway Protocol (EGP). Interior Gateway Protocol merupakan protokol routing yang menangani routing jaringan internet dalam suatu autonomous system. Exterior Gateway Protocol merupakan protocol routing yang menangani routing jaringan internet antar automous system. Exterior Gateway Protocol diperlukan karena Interior Gateway Protocol tidak dirancang untuk suatu jaringan yang sangat besar sehingga jaringan internet perlu dibentuk ke dalam suatu hirarki dengan membagi jaringan internet tersebut ke dalam autonomous systems. Autonomous System (AS) secara umum didefinisikan sebagai jaringan internet yang berada dalam satu kendali administrasi dan teknis.

E.     IP Routing Dinamic
Ada beberapa routing dinamic untuk IP,dibawah ini adalah dinamik routing yang sering digunakan :
1.   RIP
RIP : Routing Information Protocol.  Distance vector protocol – merawat daftar jarak tempuh ke network-network lain berdasarkan jumlah hop, yakni jumlah router yang harus lalui oleh paket-paket untuk mencapai address tujuan. RIP dibatasi hanya sampai  15 hop. Broadcast di-update dalam setiap 30 detik untuk semua RIP router guna menjaga integritas. RIP cocok dimplementasikan untuk jaringan kecil.
RIP mengirim routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan  cara terbaik ke sebuah network remote,  tetapi RIP secara default memiliki sebuah nilai jumlah hop maksimum yg diizinkan, yaitu 15, berarti nilai 16 tidak terjangkau (unreachable). RIP bekerja baik pada jaringan kecil, tetapi RIP tidak efisien pada jaringan besar dengan link WAN atau jaringan yang menggunakan banyak router.

Rip terbagi 2  yaitu:
·         Rip versi 1 merupakan bagian dari distance vektor yang mencari hop terpendek atau router terbaik,rip versi 1 juga merupakan class pul routing.
·         Rip versi 2 merupakan bagian dari distance vektor yang mencari hop terpendek atau router terbaik,rip versi2 juga merupakan class list routing.


RIP v1 menggunakan clasfull routing, yang berarti semua alat di jaringan harus menggunakan subnet mask yang sama. Ini karena RIP v1 tidak mengirim update dengan informasi subnet mask di dalamnya. RIP v2 menyediakan sesuatu yang disebut prefix routing, dan bisa mengirim informasi subnet mask bersama dengan update-update dari route. Ini disebut classless routing.

Ø  Kelebihan : RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggeredupdate)Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.
Ø  Kekurangan : Jumlah host Terbatas. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM). Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada.

2.   OSPF
 OSPF : Open  Shortest Path First. Link state protocol—menggunakan kecepatan jaringan berdasarkan metric untuk menetapkan path-path ke jaringan lainnya. Setiap router merawat map sederhana dari keseluruhan jaringan. Update-update dilakukan via multicast, dan dikirim. Jika terjadi perubahan konfigurasi. OSPF cocok untuk jaringan besar.
OSPF adalah sebuah protocol standar terbuka yg telah dimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan.  Jika Anda memiliki banyak router, dan tidak semuanya adalah cisco, maka Anda tidak dapat menggunakan EIGRP, jadi pilihan Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika itu adalah jaringan besar, maka pilihan Anda satu-satunya hanya OSPF atau sesuatu yg disebut route redistribution-sebuah layanan penerjemah antar-routing protocol.
OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut algoritma Dijkstra. Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yg dihasilkan dari pohon tesebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja.

Ø  Kelebihan : tidak menghasilkan routing loop mendukung penggunaan beberapa metric sekaligus dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area. Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
Ø  Kekurangan : Membutuhkan basis data yang besar. Lebih rumit

3.   IGRP
IGRP  merupakan  distance vector  IGP. Routing distance vector mengukur jarak secara matematik. Pengukuran ini dikenal dengan nama distance vector. Router yang menggunakan distance vector harus mengirimkan semua atau sebagian table routing dalam pesan  routing update dengan interval waktu yang regular ke semua router tetangganya.
            Isi dari informasi routing adalah: 
a.      Identifikasi tujuan baru,
b.      Mempelajari apabila terjadi kegagalan. 

IGRP adalah routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco. IGRP mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini advertise semua jaringan dalam AS.
Kunci desain jaringan IGRP adalah:
·         Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek,
·         Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda,
·         Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar.

Secara default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric. Untuk konfigurasi tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan kombinasi semua varibel atau yang disebut dengan composite metric. Variabel-variabel itu misalnya: bandwidth, delay, load, reliability 
IGRP yang merupakan contoh routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector yang lain. Tidak seperti RIP, IGRP merupakan routing protokol yang dibuat oleh Cisco. IGRP juga sangat mudah diimplementasikan, meskipun IGRP merupakan routing potokol yang lebih  komplek dari RIP dan banyak faktor yang dapat digunakan untuk mencapai jalur terbaik dengan karakteristik sebagai berikut:
·         Protokol Routing Distance Vector,
·         Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability,
·         Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.

Tujuan dari IGRP yaitu:
·         Penjaluran stabil dijaringan kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran.
·          Overhead rendah, IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya.
·          Pemisahan lalu lintas antar beberapa rute paralel.
·          Kemampuan untuk menangani berbagai jenis layanan dengan informasi tunggal.
·          Mempertimbangkan menghitung laju kesalahan dan tingkat lalu lintas pada alur yang berbeda.

4.   EIGRP
EIGRP: EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada cisco. Dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco saja.
EIGRP sering disebut juga hybrid-distance-vector routing protocol, karena EIGRP ini terdapat dua tipe routing protocol yang digunakan, yaitu: distance vector dan link state.EIGRP dan IGRP dapat di kombinasikan satu sama lain karena EIGRP adalah hanya pengembangan dari IGRP. Dalam perhitungan untuk menentukan path/jalur manakah yang tercepat/terpendek, EGIRP menggunakan algortima DUAL (Diffusing-Update Algorithm) dalam menentukannya.
·         Kelebihan : melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop dan memerlukan lebih sedikit memori dan proses. Memerlukan fitur loop avoidance
·         Kekurangan : Hanya untuk Router Cisco

EIGRP mempunyai 3 table dalam menyimpan informasi networknya:
·         Neighbor table,
·         Topology table,
·         Routing table

EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengan karakteristik sebagai berikut:
·         Menggunakan protokol routing enhanced distance vector.
·         Menggunakan cost load balancing yang tidak sama.
·         Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state.
·         Menggunakan  Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.

5.   BGP
BGP : Border Gateway Protocol atau yang sering disingkat  BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia komunikasi data. Sebagai sebuah routing protocol, BGP memiliki kemampuan melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam jaringan. Routing protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari jalan terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain seperti misalnya OSPF dan IS-IS ialah, BGP termasuk dalam kategori routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP). BGP merupakan distance vector exterior gateway protocol yang bekerja secara cerdas untuk merawat path-path ke jaringan lainnya. Update-update dikirim melalui koneksi TCP.
·         Kelebihan : Sangat sederhana dalam instalasi
·         Kekurangan : Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi